Penerapan Teori dalam Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran

 

Larutan penyangga merupakan materi dalam pelajaran kimia SMA khususnya kelas XI dengan karakteristik materi merupakan konsep-konsep dan perhitungan yang ada dalam fakta kehidupan sehari-hari. Materi pembelajaran pada pokok bahasan larutan penyangga meliputi komponen larutan penyangga, cara kerja larutan penyangga, perhitungan pH larutan penyangga, dan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.

Namun pada materi larutan penyangga ini, siswa cenderung menghafalkan konsep bukan memahami konsep larutan penyangga tersebut. Sehingga pengetahuan siswa mengenai larutan penyangga hanya sebatas hafalan konsep-konsep dasarnya saja.

Untuk mengembangkan keterampilan berpikirnya sehingga dapat memunculkan gagasan baru menurut pandangannya sendiri dirangkum dari konsep yang sudah ada, diperlukan bantuan guru agar dapat mengembangkan kemampuan literasi sains siswa. Karena literasi sains penting dalam masyarakat modern, dimana masyarakat banyak masalah yang berkaitan dengan sains dan teknologi. Sehingga dapat menciptakan relevansi antara konten dan kehidupan siswa untuk menciptakan kenyamanan dalam pembelajaran sains terlebih lagi pendekatan sains tradisional. Agar siswa dapat memahami konsep dasar dari larutan penyangga dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari maka perlu disajikan dalam bentuk menarik sehingga siswa tidak hanya menghafal konsep melainkan mampu mengembangkan keterampilan berpikirnya sehingga dapat memunculkan gagasan baru menurut pandangannya sendiri dirangkum dari konsep yang sudah ada.

 

Penelitian Relevan

Ardiansyah, dkk (2016) melakukan penelitian untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis mereka melalui penerapan blended learning dalam kegiatan perkuliahan pada mata kuliah Belajar Pembelajaran. Dalam penelitian ini terbukti bahwa penerapan strategi blended learning  efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar mahasiswa.

Nisrina, dkk (2020) juga melakukan penelitian untuk mengembangkan LKPD berbasis pada blended learning untuk meningkatkan literasi sains peserta didik SMP. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dengan sampel 66 peserta didik SMP di kota mataram. Dalam penelitian tersebut memberikan pengaruh berupa peningkatan literasi sains peserta didik pada materi kemagnetan sebesar 80%.

Sri Wardani dan Laksmita Firdaus (2019) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan inkuiri terbimbing berbasis blended learning terhadap kemampuan kognitif dan psikomotor peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penerapan model inkuiri terbimbing berbasis blended learning berpengaruh terhadap kemampuan kognitif dan psikomotor peserta didik kelas XI pada materi larutan penyangga.

 

Model pembelajaran blended learning erat hubungannya dengan teori belajar dan pembelajaran. Landasan berpikir pengembangan model pembelajaran blended learning bagi mahapebelajar mengacu pada pendapat Ausubel. Ausubel (dalam Novak, 2011) berpendapat bahwa pengajar harus dapat mengembangkan potensi kognitif pebelajar melalui proses belajar yang bermakna. Sama seperti Bruner dan Gagne, Ausubel beranggapan bahwa aktivitas belajar pebelajar, terutama mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar akan bermanfaat kalau mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung.

Konsep blended learning merupakan percampuran pola belajar. Blended learning adalah setiap saat siswa dapat belajar, sebagian belajar dengan tatap muka dan sebagian dengan bantuan internet (Carmen, 2005). Selain itu blended learning telah digunakan untuk menggambarkan semacam pengajaran menggunakan tatap muka dan sepenuhnya pendidikan online. Penggunaan model belajar blended learning dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan peserta didik. Selan itu, untuk menciptakan kemampuan analisis di dalamnya.

Belajar kolaboratif merupakan turunan dari prinsip belajar konstruktivisme kedua dari Driscoll (2008) yakni lingkungan belajar harus menyediakan fasilitas kegiatan negosiasi sosial, dan menggabungkan beberapa model belajar konstruktivisme lainnya. Semangat konstruktivisme akan senantiasa melekat pada kegiatan pembelajaran praktik online ini manakala disainnya merupakan turunan dari prinsip-prinsip konstruktivisme seperti perlunya kegiatan praktik berorientasi pada aktivitas open-ended, inkuri dan penemuan, perlunya pendekatan kontekstual dengan menyediakan berbagai simulasi dunia real, dan perlunya kegiatan belajar secara kolaboratif. Ketersediaan teknologi online yang mampu mendukung sepenuhnya implementasi prinsip-prinsip konstruktivisme, menjadikan teori belajar ini semakin tepat sebagai landasan filosofi pembelajaran praktik secara online.

Berdasarkan  penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam  model blended learning sesuai dengan teori belajar konstruktivisme, karena setiap tahapan pelaksanaan model pembelajaran blended learning tersebut melibatkan siswa dalam membina dirinya sendiri secara aktif dalam membangun gagasan yang bermakna.

 

 

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. aya setuju dengan apa yang dijelaskan oleh saudari HR yuniarccih mengenai model blended learniang tersebut. namun di sini perlu ditegaskan di dalam pelaksanaan model pembelajaran ini meskipun dilakukan secara kolaboratif oleh peserta didik namun peranan dari teori konstruktivis disini adalah untuk mampu memberikan pemahaman konsep materi secara otentik tiap individunya sesuai dengan keadaan sosial budaya dan juga pengalaman peserta didik

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Potensi Pemanfaatan Terpenoid untuk Makhluk Hidup

Keragaman dan Keunikan Struktur Kimia Flavonoid

Jurnal Praktikum Kimia Organik II Percobaan 4 "Pembuatan Senyawa Organik Ester Metil Salisilat (Minyak Gandapura)"