Jurnal Praktikum Kimia Organik II Percobaan VIII : Isolasi Senyawa p-Metoksi Sinamat dari Kencur (Kaemferiam galangal L)
I.
Judul : Isolasi Senyawa p-Metoksi Sinamat dari Kencur (Kaemferiam
galnga L)
II.
Tujuan : Adapun
tujuan dari percobaan kali ini adalah :
1. Dapat
menguasai teknik-teknik
isolasi bahan alam khususnya senyawa fenilpropanoid
2. Dapat mengenal sifat-sifat kimia fenil propanol
melalui reaksi-reaksi pengenalan yang spesifik
III.
Landasan Teori
Kencur (Kaempferia galangal L.) memiliki
manfaat farmakologi sebagai anti inflamasi. Salah satu yang menjadi kandungan
utama kencur adalah etil p-metoksisinamat (31,77%) yang di dapat terhidrolisis dalam
tubuh sehingga membentuk senyawa aktif, asam p-metoksisinamat (APMS), senyawa
ini bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase, sehingga konversi asam
arakhidonat menjadi prostaglandin terganggu. Penggunaan Obat Anti Inflamasi
Nonsteroid (OAINS) seringkali dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan. Salah
satu upaya untuk menghindari efek samping tersebut, dikembangkan penggunaan
obat secara topikal. Sediaan OAINS topikal yang telah beredar natrium
diklofenak dengan dosis 1%, sementara dosis APMS untuk penggunaan topikal belum
diketahui (Fessenden,1982).
Kencur adalah tanaman tropis yang banyak tumbuh
dikebun, pekarangan rumah dan digunakan untuk bumbu dapur dan termasuk salah
satu tanaman obat tradisional Indonesia. Senyawa kimia terkandung didalamnya
adalah : etil p-metoksi sinamat,etil sinamat komponen yang utama,
p-metoksistiren dll. Kadar etil p-metoksinamat dalam kencur cukup tinggi bisa
mencapai 10% karena itu dengan mudah bisa di isolasi dari umbinya menggunakan
pelarut petroleum atau etanol (Tim Kimia Organik II,
2015).
etil
p-metoksisinamat merupakan senyawa hasil isolasi kencur yang senyawa dasr dari
tabir surya yaitu pelindung kulit dari sengatan sinar matahari. Etil
p-metoksisinamat merupakan senyawa ester yang mengandung cincin benzene dan
gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan juga gugus karbonil yang mengikat etil
yang bersifat sedikit polar sehingga dalam ekstraksinya dapat menggunakan
pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat,
methanol, air dan heksana (Nurlita,2004).
Kelarutan
pada zat padat dan cair dengan suatu pelarut akan meningkat seiring dengan
kenaikan suhu bila proses pelarutannya adalah endoterm , sedangkan pelarutnya
bersifat eksoterm pemanasan justru akan menurunkan harga kelarutan zat. Oleh
karena itu,etil p-metoksisinamat dari kencur tidak boleh menggunakan suhu lebih
dari titik lelehnya yaitu 48-50ºC (Suja,2003).
Salah satu reaksi yang mudah
dilakukan terhadap etil p-metoksi sinamat adalah menghidrolisisnya menghasilkan
asam p-metoksi sinamat. NaOH yang ditambahkan pada hidrolisis etil p-metoksi
sinamat, akan terurai menjadi ion Na dan ion OH. Ion OH ini akan menyerang
gugus C karbonil yang bermuatan positif yang menyebabkan kelebihan elektron.
Hal ini akan menyebabkan pemutusan ikatan rangkap antara atom O dan atom C
sehingga atom O akan bermuatan negatif. Namun, atom O akan membentuk ikatan
rangkap lagi dengan atom C, sehingga atom C akan menstabilkan diri dengan
melepaskan -OC2H5. Hail ini akan menyebabkan terbentuknya asam p-metoksi
sinamat (Selamat,2003).
V.
Alat dan Bahan
5.1 Alat
ü Erlenmeyer 250ml
ü Kertas saring
ü KLT
ü Penangas air
ü Corong Buchner
ü Labu bulat
ü Corong biasa
ü Evavorator
ü Alat ukur TI
5.2 Bahan
Ø Kencur yang telah ditumbuk
Ø Kloroform
Ø Etanol
Ø NaOH
Ø Methanol
Ø Asam sulfat klorida
VI.
Prosedur Kerja
Adapun
prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
a)
Isolasi
Etil p-Metoksi Sinamat
o Dimasukkan serbuk kencur kedalam Erlenmeyer 250ml
o Direndam dengan 100ml klorofrom
o Dihangatkan pada penangas air sambil digoyang-goyang
o Dibiarkan selama setengah jam pada temperature kamar
kemudian saring
o Dipisahkan residu kencur dan ulangi perkolasi sekali
lagi menggunakan pelarut dengan jumlah yang sama
o Diperoleh filtrate kemudian digabung dan dipekatkan
dibawah tekanan rendah (evavorator) sampai volume larutan kira-kira setengahnya
o Didinginkan larutan pekat dalam air es, padatan yang
terbentuk disaring dengan corong Buchner , filtrate dipekatkan sekali lagi dan
padatan yang kedua setelah disaring digabung kemudian ditimbang
o Dihitung rendemennya! Reksistalisasi dilakukan dalam
klorofrom.kemudian diukur titik lelehnya dan bandingkan dengan literature
(45-50ºC)
b) Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
· Dilarutkan sampelkristal hasil isolasi dalam petroleum
eter menggunakan kapiler ditotolkan pada plat KLT ukuran 2x5 cm.
· Digunakan etil p-metoksi sinamatdan asam p-metoksi
sinamat standar sebagai pembanding pada jarak 0,5 cm dari bawah
· Dimasukkan dalam chamber yang telah dijenuhkan dengan
eluen kloroform , pengamatan bercak dilakukan dengan melihatnya dibawah lampu
UV atau dimasukkan kedalam chamber iodium
· Dihitung rf-nya dan dibandingkan dengan standar
c) Pemeriksaan Spektroskopi Ultra Violet
Ø Dilarutkan Kristal hasil isolasi dalam methanol
Ø Dibuat spectrum ultra violetnya pada daerah panjang
gelombang 200-300 nm
d) Pemeriksaan Spektroskopi Infra Merah
ü Dibuat pellet Kristal hasil isolasi dengan KBr kering
ü Dibuat spectrum infra merahnya
Adapun video terkait percobaan ini
adalah:
Permasalahan
1. Pada percobaan ini, digunakan kencur yang telah dikeringkan. mengapa harus digunakan kencur yang telah dikeringkan? apakah pengeringan kencur ini tidak akan mempengaruhi kandungan senyawa kimia pada kencur?
2. setelah melakukan isolasi pada senyawa p-metoksi sinamat, dilakukan pemeriksaan terhadap senyawa tersebut, namun kitatidak lakukan. apakah pemeriksaan ini tidak terlalu diperlukan sehingga bisa tidak dilakukan? lalu bagaimana kita mengetahui bahwa kristal yang kita dapatkan benar-benar p-metoksi sinamat?
3. pada proses isolasi p-metoksi sinamat, dilalukan pemanasan, namun pada pemanasan ini suhunya tidak boleh lebih dari 60 derajat Celcius. mengapa demikian?
Widya aria ningsih (RRA1C117001)
BalasHapus3.Karna itu melebihi titik lelehnya,sehingga akan mengakibatkan turunnya kualitas kelarutan zat tersebut.
2. pemeriksaan ini sangat penting untk dilakukan untuk memeriksa kristal yang kita dapatkan.
BalasHapuskarena kita sudah melakukan prosedur dengan tepat, kemungkinan skristal yang kita peroleh itu p-metoksi sinamat
1. kita menggunakan kencur kering, karena kita akan melakukan ekstraksi dengan teknik maserasi, dimana kita akan merendam kencur tersebut dalam waktu 24 jam sebelum di gunakan untuk praktikum kita kemarin, ekstraksi maserasi dapat dilakukan dengan pemanasan ataupun tanpa pemanasan, jadi simplisia kering yang kita gunakan akan membuat kita mudah dalam mengidentifikasi hasil yang kita dapatkan
BalasHapus