Laporan Praktikum Kimia Organik II Percobaan 3 " Pembuatan Asam Asetil Salisilat"
VII. DATA PENGAMATAN
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini tentang sintesis asam asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat. Asam asetilsalisilat atau aspirin merupakan bahan yang mempunyai berbagai kegunaan. Sebagai bahan obat asam asetilsalisilat merupakan salah satu obat anti inflamsi non steroid (NSAID) golongan salisilat.
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mensintesis aspirin dari asam salisilat. Percobaan ini menggunakan 2,5 gran asam salisilat dan 4 ml asam asetat anhidrat. Namum, karena di laboratorium kami tidak trsedia asam asett anhidrat, maka kami menggantikannya dengan asam asetat glacial. Asam asetil salisilat yangb dihasilkan pada percoban ini berupa kristalin putih aspirin.
Melalui proses esterifikasi, asam salisilat direaksikan dengan asam asetat anhidrat. Pada proses pembuatan reaksi esterifikasi ini dibantu oleh suatu katalis asam untuk mempercepat reaksi. Asam yang digunakan pada percobaan ini adalah asam sulfat pekat. Disina asam sulfat yang dignakan hanya sebanyak 2 tetes saja. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air 50 ml yang berfungsi untuk melakukan rekristalisasi, untuk itulah digunagakan icebath dimana kristalisasi ini dapat berlangsung cepat dan akan terbentuk endapan. Kemudian endapan disaring dan dikeringkan sehingga diperoleh kristalin putih yang disebut aspirin. Disini kami mendapatkan Kristal asetil salisilat sebanyak 2,0659 gram.
Untuk perhitungan rendemen. Mol asamsalisilat = Massa/Mr = 2,5/138 = 0,018 mol. Mol anhidrida asetat = ρ x V / Mr = 1,080 x 4 / 120 = 0.036 mol. Perbandingan stoikiometris asamsalisilat dan anhidrida asetat adalah 1:2 sehingga praktikan menentukan asamsalisilat sebagai reaktan permbatasnya. Perbandingan stoikiometris asamsalisilat dan asam asetilsalisilat adalah 1:1 sehingga mol asam asetilsalisilat yang terbentuk adalah mol. Maka, massa asam asetilsalisilat = mol x Mr = 0.018 x 180,2 = 3,24 gram dari perhitungan ini diproleh persentase rendemen yakni 63,76 %.
IX.PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1. Apakah ada pengaruh yang terjadi akibat penggantian asam asetat anhidrat menjadi asam asetat glacial?
2. Ketika proses rekristalisasi, saat semua produk suda larut, apakah masih perlu dilakukannya proses penyaringan?
3. Mengapa saat pemanasan harua dipertahankan pada suhu 50-60 °C
X. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kali ini didapat kesimpulan berupa:
1) Dengan menggunakan asam asetil salisilat dari bahan baku asam salisilat dan asam asetat anhidrat dan ditambahkan beberapa reagen. Proses yang dilakukan menggunakan penangasan, ice bath dan rekristalisasi sehingga dapat membentuk krital jarum tajam sehingga membentuk produk aspirin.
2) Jenis pembuatan asam asetil salisilat, pada praktikum ini kitalakukan dengan proses rekristalisasi dan Kristal.
XI. DAFTAR PUSTAKA
XII. Lampiran
No
|
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
1
|
Dalam labu Erlenmeyer 100ml, masukkan 2,5
gram asam salisilat kering, 4 ml anhidrida asam asetat dan 2 tetes H2SO4 pekat.
|
Warna tidak ada perubahan karena mempunyai
warna yang sama
|
2
|
Kocok campuran sambil dipanaskan di
penangas air pada suhu 50-60oC selama kurang lebih 15 menit
|
Terlihat asam salisilatnya telah
terhomogenkan secara sempurna
|
3
|
Tambahkan 50ml air ke dalamnya secara
hati-hati dan dinginkan campuran dalam ice bath. Saring kristal yang
terbentuk dengan pompa isap dan cuci dengan air es/air dingin.
|
Terlihat ada bubuk-bubuk yang belum
terlihat seperti Kristal
|
4
|
Rekristalisasi: masukkan produk aspirin
yang terbentuk dalam Erlenmeyer, tambahkan lebih kurang 5ml ettanol-air 50%
dan panaskan Erlenmeyer di atas hot plate sapai sama kristal melarut.
|
Warna tidak berubah hanya saja teksturnya
saja yang berubah menjadi larut.
|
5
|
Dinginkan filtrate, bila mulai terbentuk
kristal masukkan Erlenmeyer ke dalam ice bath selama 15 menit.
|
Telah menjadi benih-benih Kristal
|
6
|
Saring kristal yang terbentuk menggunakan
pompa isap, cuci dengan air dingin dan biarkan kristal mengering.
Timbang produk yang telah dihasilkan
|
Terbentuk Kristal tajam seperti Jarum
|
Pada praktikum kali ini tentang sintesis asam asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat. Asam asetilsalisilat atau aspirin merupakan bahan yang mempunyai berbagai kegunaan. Sebagai bahan obat asam asetilsalisilat merupakan salah satu obat anti inflamsi non steroid (NSAID) golongan salisilat.
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mensintesis aspirin dari asam salisilat. Percobaan ini menggunakan 2,5 gran asam salisilat dan 4 ml asam asetat anhidrat. Namum, karena di laboratorium kami tidak trsedia asam asett anhidrat, maka kami menggantikannya dengan asam asetat glacial. Asam asetil salisilat yangb dihasilkan pada percoban ini berupa kristalin putih aspirin.
Melalui proses esterifikasi, asam salisilat direaksikan dengan asam asetat anhidrat. Pada proses pembuatan reaksi esterifikasi ini dibantu oleh suatu katalis asam untuk mempercepat reaksi. Asam yang digunakan pada percobaan ini adalah asam sulfat pekat. Disina asam sulfat yang dignakan hanya sebanyak 2 tetes saja. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air 50 ml yang berfungsi untuk melakukan rekristalisasi, untuk itulah digunagakan icebath dimana kristalisasi ini dapat berlangsung cepat dan akan terbentuk endapan. Kemudian endapan disaring dan dikeringkan sehingga diperoleh kristalin putih yang disebut aspirin. Disini kami mendapatkan Kristal asetil salisilat sebanyak 2,0659 gram.
Untuk perhitungan rendemen. Mol asamsalisilat = Massa/Mr = 2,5/138 = 0,018 mol. Mol anhidrida asetat = ρ x V / Mr = 1,080 x 4 / 120 = 0.036 mol. Perbandingan stoikiometris asamsalisilat dan anhidrida asetat adalah 1:2 sehingga praktikan menentukan asamsalisilat sebagai reaktan permbatasnya. Perbandingan stoikiometris asamsalisilat dan asam asetilsalisilat adalah 1:1 sehingga mol asam asetilsalisilat yang terbentuk adalah mol. Maka, massa asam asetilsalisilat = mol x Mr = 0.018 x 180,2 = 3,24 gram dari perhitungan ini diproleh persentase rendemen yakni 63,76 %.
IX.PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1. Apakah ada pengaruh yang terjadi akibat penggantian asam asetat anhidrat menjadi asam asetat glacial?
2. Ketika proses rekristalisasi, saat semua produk suda larut, apakah masih perlu dilakukannya proses penyaringan?
3. Mengapa saat pemanasan harua dipertahankan pada suhu 50-60 °C
X. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kali ini didapat kesimpulan berupa:
1) Dengan menggunakan asam asetil salisilat dari bahan baku asam salisilat dan asam asetat anhidrat dan ditambahkan beberapa reagen. Proses yang dilakukan menggunakan penangasan, ice bath dan rekristalisasi sehingga dapat membentuk krital jarum tajam sehingga membentuk produk aspirin.
2) Jenis pembuatan asam asetil salisilat, pada praktikum ini kitalakukan dengan proses rekristalisasi dan Kristal.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Austin, George. 1984. Shereve's Chemical Process Industries. McGra-Hill Book Co: Singapura.
Baysinger, Grace. 2004. CRC Handbook Of Chemistry and Physics. Hill Book Co: Singapura
Fessenden, Ralph J. 1982. Kimia Organik Edisi ke 3 Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Irwandi, Dedi. 2014. Experiment Of Organic Chemistry. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Tim Kimia Organik. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jambi: Universitas Jambi
XII. Lampiran
Penambahan asam salisilat, asam asetat, serta H2SO4 pekat dalam erlenmeyer
Dilakukan pemanasa
Dilakukan penyaringan terhadap larutan yang telah dipanaskan menggunakan kertas saring
Filtrat yang telah disaring dimasukkan ke dalam air dingin dengan tujuan mendapatkan kristal
Kristal yang didapatkan berwarna putih bening tajam seperti jarum.
Dilakukan pemanasa
Dilakukan penyaringan terhadap larutan yang telah dipanaskan menggunakan kertas saring
Filtrat yang telah disaring dimasukkan ke dalam air dingin dengan tujuan mendapatkan kristal
Kristal yang didapatkan berwarna putih bening tajam seperti jarum.
2. Perlu dilakukan penyaringan ,karna dengan itu memudahkan kita untuk mendapatkan kristal
BalasHapus1. hal ini perlu agar asam salisilat kering dan anhidrada asam asetat dan 2 tetes asam sulfat yang berada pada erlenmeyer yang dipanaskan itu bereaksi secara perlahan dan sesuai dengan prosedur pada penuntun.
BalasHapus3. karena jika kita melebihi suhu 50-60 tersebut maka zat yang kita panaskan itu akan mengalami pemutusan ikatan yang cepat dan kita tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal
BalasHapus